Kitab ini tidak bisa dijadikan sandaran. Di dalamnya memuat hadits-hadits palsu dan hal-hal lain yang keliru, yang tidak bisa dijadikan sebagai rujukan. Tidak sepantasnya bersandar kepada kitab semacam ini dan kitab serupa lainnya, yang memuat apa saja tanpa seleksi, hadits palsu dan lemah.
Sesungguhya hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mendapat perhatian dari para ulama, tokoh-tokoh sunnah. Mereka telah menjelaskan hadits yang shahih dan yang lemah.
Seharusnya seorang mukmin memiliki kitab-kitab yang baik lagi bermanfaat, seperti Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, pen), kitab sunan yang empat (Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan An Nasa’i, Sunan Ibnu Majah- pen), Muntaqa al Akhbar karya Majd Ibnu Taimiyah, Riyadhush Shalihin karya an Nawawi. Inilah kitab yang bermanfaat . Contoh lainnya, Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al Asqalani dan Umdatul hadits.
Kitab-kitab ini akan menjadi sumber yang bermanfaat bagi seorang mukmin, sebab terlepas dari hadits-hadits palsu dan dusta. Adapun hadits lemah yang ada di dalam kitab-kitab sunan atau riyadhush Shalihin atau Bulughul Maram, para penulisnya telah menjelaskan hadits-hadits lemah yang ada. Apabila belum dijelaskan oleh para penulisnya, maka para ulama telah memperingatkannya dalam kitab-kitab yang menjelaskan makna hadits, dan dalam kitab-kitab khusus tentang hadits-hadits palsu dan lemah.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz Rahimahullah
dinukil dari Majalah Assunnah Edisi 06/Tahun X/1427 H/2006M
Berikut fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz, fatwa asli dalam bahasa arab:
قرأت في كتاب درة الناصحين في الوعظ والإرشاد لعالم من علماء القرن التاسع الهجري اسمه: عثمان بن حسن بن أحمد الخوبري قرأت ما نصه: عن جعفر بن محمد عن أبيه عن جده أنه قال: إن الله تعالى نظر إلى جوهرة فصارت حمراء، لم نظر إليها ثانية فذابت وارتعدت من هيبة ربها، ثم نظر إليها ثالثة فصارت ماء، ثم نظر إليها رابعة فجمد نصفها فخلق من النصف العرش ومن النصف الماء، ثم تركه على حاله ومن ثم يرتعد إلى يوم القيامة.
وعن علي رضي الله عنه أن الذين يحملون العرش أربعة ملائكة لكل ملك أربعة وجوه أقدامهم في الصخرة التي تحت الأرض السابعة مسيرة خمسمائة عام. أرجو الإفادة؟
هذا الكتاب لا يعتمد عليه، وهو يشتمل على أحاديث موضوعة وأحاديث ضعيفة لا يعتمد عليها ومنها
هذان الحديثان فإنهما لا أصل لهما، بل هما حديثان موضوعان مكذوبان على النبي صلى الله عليه وسلم فلا ينبغي أن يعتمد على هذا الكتاب وما أشبهه من الكتب التي تجمع الغث والسمين والموضوع والضعيف، فإن أحاديث الرسول عليه الصلاة والسلام قد خدمها العلماء من أئمة السنة وبينوا صحيحها من سقيمها، فينبغي للمؤمن أن يقتني الكتب الجيدة المفيدة مثل الصحيحين، وكتب السنن الأربع، ومنتقى الأخبار لابن تيمية، ورياض الصالحين للنووي، وبلوغ المرام للحافظ ابن حجر، وعمدة الحديث للحافظ عبد الغني بن عبد الواحد المقدسي، وأمثالها من الكتب المفيدة المعتمدة عند أهل العلم.
hmmmmm, semoga Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz Rahimahullah benar adanya, walaupun bukan yang paling benar, dan semoga anda bukan orang yang mendewakannya……….
satu lagi’
dan tidak memandang orang lain polos ataupun gegabah dalam memilah-milah riwayat……
Akhil karim, sanad adalah salah satu kebanggaan kaum muslimin, sehingga para ulama kita khususnya para ahli hadits sangat memperhatikan hal ini. Bagaimana kita mengamalkan hadits yang tidak jelas sumbernya. Dalam perkara dunia saja, tentunya kita tidak mau menanggapi ucapan orang-orang yang biasa berdusta, apalagi yang menyangkut masalah agama.
Menyebarkan hadits palsu termasuk berdusta atas nama nabi Shallallahu alaihi wasallam
” مَنْ كَذَبَ عَليَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوأ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ ”
“Barangsiapa yang berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka.” (diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan lainnya)
Imam Nawawi berkata dalam kitabnya al Adzkar:
واعلم أن مذهبَ أهل السنّة أن الكذبَ هو الإِخبار عن الشيء، بخلاف ما هو، سواء تعمدتَ ذلك أم جهلته، لكن لا يأثمُ في الجهل وإنما يأثمُ في العمد،
“Ketahuilah! Sesungguhnya menurut madzhab Ahlussunnah bahwa dusta itu ialah : mengabarkan tentang sesuatu yang berlainan/berbeda/menyalahi keadaannya. Sama saja apakah engkau lakukan dengan sengaja atau karena kebodohanmu (yakni tidak sengaja). Akan tetapi tidak berdosa kalau karena kebodohan dan berdosa kalau dilakukan dengan sengaja.
(Al Adzkar An Nawawi lil Imam an Nawawi, Maktabah Syamilah, via ilmu mustholah hadits karangan Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat)
Saya tidak mendewakan Syaikh bin Baz akhi, kebetulan saja saya mendapatkan tulisan tersebut di majalah dan isinya insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Bukan Syaikh Bin baz saja yang membuat kritikan-kritikan seperti itu, juga bukan kitab duratun nasihin saja yang menapat kritik seperti itu. Bukankah agama adalah nasihat? Sebagaimana hadits dari Shahabat Tamim ad Daary yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Kita sebagai penuntut ilmu tentunya sangat membutuhkan nasehat-nasehat seperti ini agar kita tidak tergelincir ke dalam jurang kejahilan.
dalam buku pengantar ilmu musthalah hadits hal 5 karangan Ust. Abdul hakim bin Amir Abdat disebutkan bahwa:
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya oleh Muhammad bin Bundaar : Wahai Abu Abdillah, sesungguhnya sangat memberatkan saya untuk mengatakan bahwa si fulan adalah seorang pendusta!!! Imam Ahmad menjawab : “Apabila kau diam dan akupun diam (dari menjelaskan cacat dan celanya seorang rawi), maka kapankah orang jahil dapat mengetahui (hadits) yang shahih dari (hadits) yang sakit (dhaif).”
Wallahu A’lam
kenapa anda tidak jadi perowi saja!!!
tidak
Assalamu’alaikum.
Akhina fiLlah.. Afwan, kalau saya kurang sependapat dengan akhi [boleh khan?, tentu selama tidak dalam hal Akidah Islamiyyah]. Menghukumi hadits dha’if sebagai sesuatu amaliah yang dusta dan bid’ah adalah kesemberonoaan dalam syari’at. Benar akhi sudah membaca seluruh Kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), kitab sunan yang empat (Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan An Nasa’i, Sunan Ibnu Majah)dan mengkajinya hingga khatam?.
Akhi..ketahuilah, bahwa dalam ulumul hadits adalah sesuatu yang dinamis, bukan sesuatu yang kaku, mati fikir dan berperspektif kacamata kuda. Kalau akhi mempelajari hadits, tentu banyak menemukan hadits yang dishahihkan oleh Imam Bukhari R.A dan Imam Muslim R.A namun didhai’fkan oleh Jumhurul Ulama hadits dan lain-lain, dst. Menurut saya yang bodoh ini, mengamalkan hadits dha’if [selama bukan dalam hal akidah] itu lebih baik dari pada mengamalkan pendapat-pendapat para Ulama muta’akhirin semacam Bin Baz dan lain-lainnya. Sebab kita yakin, bahwa para Shahabat Rasulullah meski tidak mencapai derajat dhabit dalam nalarnya, itu PASTI lebih baik dari pada ulama-ulama muta’akhirin yang lahir di dalam era kita ini. WaLlahu a’lam. Maafkan apabila ada kata-kata saya yang keliru, semoga kita semua tidak tergolong umat Islam yang gemar membolak-balik hukum dan berdalil tanpa ilmu. Ingatlah bahwa suatu pendapat yang diikuti oleh orang lain, maka orang tersebut akan menanggung akibat [dosa atau pun pahala] dari orang yang mengikutinya pendapatnya tersebut. Syukron, 😀 .
alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas komentar, masukan dan nasehatnya. memang sudah seharusnya kita saling menasehati.
tapi afwan akhi…sepertinya dalam permasalahan ini saya yang sangat faqir dan dhaif ini tidak berhak memberikan komentar. antum bisa bertanya kepada ustad melalui situs-situs pribadinya yang saya cantumkan di website islami
edit
apakah benar begitu….durrotun nashikhin aku hanya mengikuti dari jilid 6-11…benarkan ucapan anda yang mengatakan hadis palsu???
tidak semua, dan itu bukan ucapan saya, tapi fatwa Syaikh Bin Bazz rahimahullah
assamualikum….
Maaf jd ngotor2i blog afwan,
Jujur sja,untuk saat ini sya sedang mengaji dan mempelajari kitab yg afwan anggap byk dha’if n palsu.Menurut sy, siapapun yg mempelajari ilmu krn bener2 niat untuk bisa/hilangkan Jahil,itu adalh tindakan yg terpuji. Apalgi slma kita dapat terus diamalkan.Terus trg sy bkan sorg Pesantren,,,tp sy bersuaha tuk Ta’dhim n mghormati kpd seorang yg ‘Alim…dg itu smg sya termasuk orng yg hormat kpd ilmu Alloh.salam silaturahim…..Al Cilacapy
wa ‘alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
semoga Allag Subhanahu Wa Ta’ala selalu melimphkan taufiknya kepada kita semua.
ngga apa-apa akhi…saya juga masih belajar, jadi masih perlu banyak masukan dan nasehat, termasuk dari antum.
pengertian hadits dhaif:
“hadits dhaif yaitu hadits yang tidak terkumpul padanya sifat-sifat hadits yang diterima (yakni shahih dan hasan) disebabkan hilang salah satu syaratnya.”
syarat diterimanya hadits:
1. sanadnya bersambung
2. perawinya memenuhi sifat-sifat ‘adl dan dhabth baik sempurna maupun ringan.
3. tidak ada syudzudz.
4. tidak ada illa qadihah khafiyah di dalamnya.
dhaif sendiri ada yang ringan yang bisa terangkat menjadi hasan lighairihi dan ada yang berat yang tidak bisa terangkat menjadi hasan lighairihi. kalau bisa diangkat derajatnya menjadi hasan lighairihi maka bisa diamalkan.
yang perlu saya tegaskan, Syaikh bin Baz mengatakan bahwa kitab Durratun Nasihin banyak memuat hadits palsu. hadits palsu memiliki pengertian sendiri yang berbeda dengan hadits dhaif yaitu; “yaitu perkataan yang dibuat dan diada-adakan oleh seseorang yang kemudian dia nisbahkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
para ulama berselisih mengenai hukum meriwayatkan hadts dhaif (dhaif ya…bukan maudhu’/palsu). jumhur ulama membolehkan mengamalkan hadits dhaif dengan syarat-syarat yang sangat berat dan ketat. sedangkan
tanda-tanda hadits palsu:
1. perawinya perawi yang kadzdzab (pendusta), terkenal dengan perbuatan dusta dan tidak ada yang meriwayatkan hadits tersebut kecuali dia.
tambahan dari saya, kata kadzdzab itu sighah mubalaghah artinya banyak berdusta, karena isim fa’il berdusta (kadzaba) itu kaadzib. selesai tambahan dari saya.
2. adanya pengakuan dari orang yang berbuat kedustaan itu sendiri, seperti hadits fadha’il Quran, perawinya sendiri yakni Maisarah mengakui bahwa dia mengadakan kedustaan atas nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
3. bukti atau keterangan yang menempati posisi pengakuan atau pengakuan tidak secara langsung, tetapi melalui keadaannya.
4. dijumpainya tandan-tanda pada si perawi yang mengindikasikan adanya kedustaan.
tanda-tanda palsunya hadits dilihat pada matannya:
1. kejanggalan/kerapuhan lafadz-lafadznya.
bagi orang yang memahami bahasa arab akan mengetahui kejanggalannya, tidak bersumber dari orang yang fasih bahasa arabnya. sementara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling fasih bahasa arabnya.
2. rusak maknanya
contoh:” bahwa perahu Nabi Nuh Alaihissalam mengitari al Bait (ka’bah) tujuh kali dan shalat di Maqam Ibrahim dua rakaat.”
3. jelas-jelas menyelisihi al Quran
contoh:”Anak hasil perzinahan tidak akan masuk surga sampai tujuh turunan.”
menyelisihi firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” (Al An’am 164)
4. jelas-jelas menyelisihi sunnah/hadits yang mutawatir
5. menyelisihi kaidah umum yang bersumber dari Al Quran dan Assunnah.
hukum meriwayatkan hadits palsu:
para ulama sepakat bahwasanya tidak halal bagi seseorangpun yang mengetahui keadaan hadits tersebut untuk meriwayatkannya kecuali dengan disertai penjelasan tentang sifat hadits tersebut. hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim:
“Barang siapa yang menyampaikan hadits dariku, tahu bahwa dirinya berdusta maka dia termasuk dari salah satu pendusta.”
tulisan di atas saya kutip dari buku terjemah syarah al Mandhumah al Baiquniah. kitab al baiquni sendiri saya yakin bisa antum dapatkan di cilacap.
setelah antum mengetahui pengertian hadits dhaif dan palsu tadi, juga hukum meriwayatkannya, apa antum masih mau mengamalkannya?
niat saja tidak cukup akhi…niat harus diikuti dengan keikhlasan dan mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wasallam. bagaimana antum akan menghilangkan kejahilan sementara yang antum baca adalah kebohongan, kedustaan.
saya sarankan kepada antum, juga untuk saya sendiri, sebagaimana disarankan oleh Syaikh bin Baz yaitu untuk membaca kitab-kitab hadits yang sudah masyhur dan banyak memuat hadits-hadits shahih seperti Riyadhusshalihin karya Imam An Nawawi, atau kitab-kitab lainnya seperti Hadits Arba’in (tentang ushuluddin) karya Imam Nawawi juga, Bulughul Maraam karya Imam Ibnu Hajar Al Asqalani. kitab-kitab itu juga insya Allah mudah antum dapatkan.
wallahu a’lam
Biografi Imam Syafii, beliau sejak kecil sudah hafal alqur’an dan sudah menghafal ratusan ribu hadist. Yang tertulis dalam kitab kitab yang masyhur sekarang ini, jumlahnya hanya sekitar satuan ribu. Terus yang ratusan ribu itu kemana ? Atau ditulis dimana ?
Apakah antum ingin mengatakan bahwa semua hadits yang dihafal Imam Asy-Syafii rahimahullah adalah shahih?
Dulu saya juga pernah di Bekasi dan saya juga ikut kajian di masjid2 Jakarta.yang di ampu ustadz Zainal, dan ngji hadits kitab Bukhary-Muslim di wilayah Jkt.tp saya lupa nmay. bhkan saya pernah silaturahim ke kediaman ustadz yg di Bekasi.aku diijinkan masuk ke perpus drmhya.. MasyaAlloh byk bgrt kitab.disitu,,,,,
saya kstu sm saudara sy yg aktif di rutinan.dia juga jual buku2 n minyak wngi.. Namaya Trisno Handoyo.aku bner2 dikenalkan dg manhaj Salafusshalih.
dulu aku di Tambun-Bekasi, tpi skrg ak di Cilacap lg,,,ak bljr bekerja sekarang. klo ad wktu kunjungi Jambesewu.blogspot.com. maturnuwun
betul mas Heri…
insya Allah orang-orang yang bermanhaj salaf itu hobinya menuntut ilmu, sehingga tidak asal-asalan dalam beramal. karena salah satu syarat agar amal diterima itu sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka kita harus banyak menuntut ilmu syar’ie agar tidak terperosok ke dalam dosa yang bersumber dari syirik, bid’ah dan maksiat. kalau maksiat mungkin sudah banyak difahami oleh banyak orang, sehingga orang-orang lebih banyak tergelincir dalam masalah syirik dan bid’ah.
Wallahu A’lam
semoga kita tetap istiqamah.
Nama saya Heri Novianto.pggilan Heri. dari Jambesewu-Cilacap.
jadi kdg sy pke nm Jambesewu. klo kitab Arba’in Nawawi ga ada yg Lemah or Dhoif kan>>>>
Alhamdulillah…
saya besar di Tegal, tidak terlalu jauh dari tempat antum sekarang.
kitab Arba’in Nawawi, Arba’in itu artinya 40, walaupun hadits dalam kitab tersebut keseluruhan berjumlah 42 hadits. sebenarnya bukan Imam Nawawi saja yang ngarang Kitab Arba’in, tetapi karangan Imam Nawawi yang paling masyhur. sebagian besar di riwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, ada yg Bukhari saja dan ada yang Muslim saja dengan sanad shahih. ada yang hasan, dan hasan shahih (ini bahasanya Imam Tirmidzi). jadi nggak ada yang dhaif.
Kitab syarah (penjelasan)nya juga sudah banyak diterjemahkan, spt yang disusun oleh Imam Daqieq al Ied, Syaikh Al Utsaimin, Syaikh Shalih Alu Syaikh.
baarakallah fiika wa iyyaaya
Maturnuwun bget ats pejelasanya…lama2 kita jd deket nih. enknya sy pggil antum sapa?.umur sy 22 th, and antum brp? sy pnggil PAK saja ya. Mo tya lg ” Bagaimana cara bkin menu Tab di WordPress >>>” bls Lagi..Maaf lg prses bljar.Apkh udh berkunjung ke Blog sy…
Sy bekerja yg tugasnya mengajari orang menggunakan komputer( office) ad yg dr Nol.
–
jazakallah khairan.
Karya Allah yang terunggul dan tertinggi derajatnya bukan Malaikat, bukan Al Qur’an, melainkan MANUSIA…modal utama manusia untuk menjadi Muslim bukan Al Qur’an, melainkan AKAL
Bahkan tuntunan dalam Al-Qur’an kalau tidak kita iman i secara benar, dan tidak kita gunakan AKAL dalam memahami nya, dan tidak Sepenuh Hati dalam menjalankannya pun bisa KELIRU, intinya bukan Kitab/Petunjuknya, tapi pada orangnya
afwan, saya belum faham dengan komen antum, mungkin kaji antum sudah “terlalu tinggi”. dan apa hubungannya dengan durratun nashihin?
kalao ada umat islam zaman sekarang yang berani menjelekan kitab duratun-nasihien, itu sombong, kalo anda merasa lebih cerdas dan lebih alim dari pengarang kitab duroh, coba anda buat semacam itu satu bab saja, jangankanisinya tata bahasanya pun anda belum tentu bisa….hati-hati di banten ada orang yang menghina kitab duratun-nasihin dengan tuduhan hadis palsu,…tidak lama kemudian orang itu meninggal dengan kehinaan… hati hati akhi…..hargai karya ulama, masalah pengamalan nafsi-nafsi, afwan
afwan akhi, tidak ada sedikit pun perasaan sombong dan merasa lebih cerdas, saya hanya thalib, orang yang sedang menuntut ilmu. tidak ada yang menjelek-jelekkan apalagi menghina. tidak sepantasnya saya menghina siapa pun, apalagi pengarang kitab ini. seperti yang antum baca, saya hanya menukil perkataan ulama saja. kalau antum merasa tuduhan ini salah silahkan antum buat bantahannya atau menukil bantahan yang pernah dibuat orang lain di sini.
Semoga Alah senantiasa melimpahkan taufiknya kepada kita semua.
Ikut nimbrung, Saya sekarang lagi mempelajari Kitab Duratun Nashihin…memang banyak hadist yang dhoif, oleh karenanya kita agak hati2 dan milah2 untuk memilih mana yang shoheh…tapi tidak semuanya dhoif dan palsu.
Ada yang saya suka banyak khasanah bahasanya utk orang awam bagus sekali..dan banyak hikayat2 untuk dapat memotivasi dalam beramal dan beribadah…
Duratun Nasihin metodenya dakwahnya juga sistimatis, saya mencari yang serupa masih belum menemukan.., makanya setiap saya belajar untuk menyampaikan ke Majelis Taklim ke Desa-desa sering saya membawanya… tapi ya begitu kita harus pandai memilah dan memilih.
Jazakallah..
jazakallah…
alhamdulillah…antm begitu bersemangat dalam belajar kitab hadits dan mendakwahkannya.
kalau boleh saya balik bertanya, menurut antum boleh nggak mengamalkan hadits dhaif atau maudhu’. kalau jawaban antum boleh saya rasa tidak perlu kita lanjutkan diskusi kita. karena dari pokok permasalahan kita sudah berbeda.
kalau antum sependapat dengan saya , yaitu tidak diperbolehkannya beramal dengan hadits dhaif apalagi maudhu’ (palsu)…akhil karim, begitu banyak hadits-hadits maqbul (yang derajatnya shahih lidzatihi, shahih lighairihi, hasan lidzatihi, hasan lighairihi, mahfuzh, ma’ruf) yang tercantum dalam kitab-kitab ulama kita yang belum tentu teramalkan semuanya oleh kita. yang makbul saja belum tentu habis kita amalkan, untuk apa kita cari-cari hadits-hadits yang mardud (lawan maqbul, seperti dhaif,maudhu’, syadz, mungkar, dan lainnya).
kenapa antum tidak mencukupkan diri dengan hadits2 yang maqbul dengan menyibukkan diri membaca kitab-kitab yg sudah masyhur banyak mengandung hadits-hadits maqbul seperti kitab shahihain, bulughul maram (ibnu hajar), arba’in an nawawi, atau riyadhushshalihin (an nawawi) dan yang lainnya. kalau masih kurang, antum bisa lanjutkan dengan membaca kitab syarhnya yang tebal berjilid-jilid. syarh shahih bukhari yang terbitan al qahirah itu tebalnya sampai 15 jilid. saya sendiri sedang mengikuti kajian syarh bulughul maram, kebetulan syarh yang digunakan adalah kitab taudhihul ahkam (kitab aslinya setebal 8 jilid) dan fathu dzil jalali wal ikram yang setebal 6 jilid, asumsinya kajian dilakukan seminggu sekali, coba antum bayangkan berapa waktu yang diperlukan untuk menamatkan kitab tersebut.
wallahu a’lam, semoga bermanfaat…
setuju mas muhammad
saudara2ku sekalian saya hanya mo nyarankan spy saudara2 cari n baca juga buku ini “Hadits-Hadits Lemah & Palsu : Dalam Kitab Duratun Nashihin” karya Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA
Durotunaashin,kamu anggap didalamnya hadis2 palsu, iya…… hadist2 wahabiah sih yang kamu pakai, dan jadilah keislaman kamu jadi islam yang palsu,buku 2 amin ra’is yang jadi pedoman kamu, Kamu sih kuliahnya cuma di hairo kali…….? kuliah dong di tempat lain supaya kamu pemahaman nya enggak picik kayak otak kamu.
alhamdulillah, sedikitnya kamu punya semangat untuk belajar. coba kamu pelajari, kamu baca apa pengertian hadits palsu. kalau belum punya, kamu bisa jalan2 ke toko buku dan liat apa pengertian hadits palsu.
Afwan Akhiii.. Belajar dengan Guru dong.. jangan dengan Toko Buku.. Hati-hati dlm memahami sesuatu,, WaAllaahu’a’lam.. Syukron.
setuju akhi…harus belajar dengan guru. karena semua ulama yang saya ketahui memiliki guru.
dan alhamdulillah,…saya bukan otodidak, saya sedang berguru.
dalam jawaban saya di atas saya mengasumsikan bahwa si penanya (atho) bukan thalib.
Sssssssst………….
akhi2…
belajar kitab ko’ d toko buku,,,
kasian ya kamu akhi.
alala z pesti akhi blom tw isi y,dah mo’ ngomongin duratunnasyihin,,,
heh!!!!!!!!!!!!!!!
C D…
JANGAN SEKALI-KALI ANDA BELAJAR KITAB TANPA D DAMPINGI OLEH AHLI Y.
yaw..
siapa juga yang bilang mau belajar di toko buku…
saya sudah punya ebook pdfnya kok…sama kitab asli tapi cetakan lokal.
saya udah baca sedikit…kan udah ada yang saya posting contohnya.
saya lagi belajar hadits, tapi kitabnya bukan durotun nasihin.
maaf antum, dulu saya pernah baca durattun nashihin, saya baca kisah-kisahnya dan juga asbabul nuzul dari cerita yang dijabarkan, kemudian saya sampaikan kepada teman-teman saya, apakah yang saya lakukan salah ? contoh saya menceritakan kisah bursisa, agar menjadi contoh buat rekan-rekan saya untuk bertobat, slahkah ? mohon diberi petunjuk .
Mas Budi, benar…di kitab tsb memang banyak kisah2 yang dapat memotivasi kita untuk beramal dan beribadah… menurut hemat saya kisah2 ini dapat menambah durasi waktu kepada pada da’i yang baru belajar menyampaikan.
Ya sebetulnya menurut saya mas Budi nggak salah, namanya berusaha menyampaikan yang baik sesuai kemampuan diri kita masing2….
jazakallah…
alhamdulillah…antm begitu bersemangat dalam belajar kitab hadits dan mendakwahkannya.
kalau boleh saya balik bertanya, menurut antum boleh nggak mengamalkan hadits dhaif atau maudhu’. kalau jawaban antum boleh saya rasa tidak perlu kita lanjutkan diskusi kita. karena dari pokok permasalahan kita sudah berbeda.
kalau antum sependapat dengan saya , yaitu tidak diperbolehkannya beramal dengan hadits dhaif apalagi maudhu’ (palsu)…akhil karim, begitu banyak hadits-hadits maqbul (yang derajatnya shahih lidzatihi, shahih lighairihi, hasan lidzatihi, hasan lighairihi, mahfuzh, ma’ruf) yang tercantum dalam kitab-kitab ulama kita yang belum tentu teramalkan semuanya oleh kita. yang makbul saja belum tentu habis kita amalkan, untuk apa kita cari-cari hadits-hadits yang mardud (lawan maqbul, seperti dhaif,maudhu’, syadz, mungkar, dan lainnya).
kenapa antum tidak mencukupkan diri dengan hadits2 yang maqbul dengan menyibukkan diri membaca kitab-kitab yg sudah masyhur banyak mengandung hadits-hadits maqbul seperti kitab shahihain, bulughul maram (ibnu hajar), arba’in an nawawi, atau riyadhushshalihin (an nawawi) dan yang lainnya. kalau masih kurang, antum bisa lanjutkan dengan membaca kitab syarhnya yang tebal berjilid-jilid. syarh shahih bukhari yang terbitan al qahirah itu tebalnya sampai 15 jilid. saya sendiri sedang mengikuti kajian syarh bulughul maram, kebetulan syarh yang digunakan adalah kitab taudhihul ahkam (kitab aslinya setebal 8 jilid) dan fathu dzil jalali wal ikram yang setebal 6 jilid, asumsinya kajian dilakukan seminggu sekali, coba antum bayangkan berapa waktu yang diperlukan untuk menamatkan kitab tersebut.
wallahu a’lam, semoga bermanfaat…
Tuduhan anda sya rasa tdk benar,, apa bukti kalo kitab Durratun Nashihin itu palsu.
Anda jgn sembarangan membuat asumsi, karna itu akan menyesatkan.. Kalaupun anda benar, maka seharusnya anda membuktikan secara rinci..
bukan kitabnya yang palsu saudaraku..haditsnya yang kebanyakan palsu.
Asslamu’alaikum Wr Wb
Alhamduliullah
Allahumma Shalli’ala “Sayyidina” Muhammad Rosululoh saw
Setelah saya membaca semua koment diatas,menurut pendapat saya..perbanyaklah bershalawat..Insya ALLAH kita akan lebih merasa dan diberi petunjuk oleh ALLAH SWT…
Saya tidak bisa berkoment mana yang benar dan mana yang salah karena saya hanyalah seorang hamba yang “Munafik”….
Sekali lagi,perbanyaklah baca Shalawat…
Semoga bermanfaat..
Amin…99x
midazortega, kl kamu merasa masih belajar&dhoif jangan dl mengambil kesimpulan yg dpat menimbulkan kontroversi bnyak orang. sharusnya kamu pelajari dl tentang hadits dhoif itu sendiri. seprtinya kamu mrasa lebih pintar dari penulis kitabnya sendiri. faham kamu cukup buat kamu saja, sebelum ngomong fikir dulu. Orang Islam itu bukan kamu saja. kalau mampu bikin kitab sendiri.
terima kasih atas kunjungan dan komentar anda. tapi sayang, anda masih sama dengan beberapa pengunjung lain yang telah memberikan komentar sebelumnya, yaitu menyamakan antara dha’if dan palsu (maudhu’). silahkan baca lagi artikel di atas, adakah syaikh Bin Baz menyebutkan kata dha’f di sana.
saudaraku dirgom, bukankah tabiat orang yang sedang belajar itu semangatnya yang sangat menggelora? 🙂 silahkan buka link ini, silahkan pelajari betul bagan tersebut. insya Allah sangat bermanfaat untuk anda, silahkan perhatikan dimana posisi hadits maudhu’, apakah termasuk sebagai hadits maqbul (yang diterima), atau mardud (yang tertolak)? dan jika anda belum faham, silahkan…saya membuka lebar-lebar pintu diskusi.
insya Allah saya sudah mempertimbangkan masak-masak sebelum saya memposting artikel ini. seharusnya anda baca dulu baik-baik, telaah dengan seksama artikel ini berikut komentar-komentarnya sebelum anda menyampaikan komentar. kalau menurut anda tulisan ini telah menimbulkan kontroversi, yang memang betul. tetapi jika anda tidak fanatik dengan kitab ini, seharusnya anda berterima kasih dengan syaikh Bin Baaz Rahimahullah atas nasihat beliau ini.
DASAR KERDIL RUJUKANNYA CUMA BIN BAZZ DOANG, JADI PEMIKIRANNYA KERDIL
cobalah anda baca kitab lain…riyadhush shalihin imam an Nawawi misalnya
yg penting engga menyesatkan
dari komentar dan jawaban yang saya baca dari atas, sepertinya masih berkutik di definisi hadist palsu. Saya sepakat tidak boleh mengamalkan hadist palsu.
Dalam tulisan ini, penulis belum memberikan contoh hadist mana dalam kita tersebut yang palsu, kenapa dianggap palsu.
Dalam membaca tulisan ini, saya ga ingin terjebak seperti membeli kucing dalam karung. maksudnya ikut menghukumi sesuatu tanpa tau sesuatu mana yang di hukumi.
Mungkin setelah penulis memberikan contoh hadist dan penjelasan kenapa palsu, diskusi akan lebih menarik.
dari komentar dan jawaban yang saya baca dari atas, sepertinya masih berkutik di definisi hadist palsu. Saya sepakat tidak boleh mengamalkan hadist palsu.
Dalam tulisan ini, penulis belum memberikan contoh hadist mana dalam kita tersebut yang palsu, kenapa dianggap palsu.
Dalam membaca tulisan ini, saya ga ingin terjebak seperti membeli kucing dalam karung. maksudnya ikut menghukumi sesuatu tanpa tau sesuatu mana yang di hukumi.
Mungkin setelah penulis memberikan contoh hadist dan penjelasan kenapa palsu, diskusi akan lebih menarik.
usul yang menarik, tapi sayang…mungkin saat ini belum bisa saya penuhi. afwan
“ASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOHIWABAROKAATUH”
kenapa kitab durotunnashikhin tidak bisa buat pedoman ?,,,,..
saya pun sudah mempelajari’a ,, emang kurang kukuh’a ,,pengarang2 ,,.kitab tersebut,,ya saya si kurang mendalam juga dlm mempelajari’a..
wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
kitab ini banyak hadits dhaifnya, bahkan palsu
kalau boleh memberi saran, lebih baik antum baca saja kitab riyadhus shalihin yang dikarang oleh Imam An-Nawawi. Insya Allah banyak manfaat yang akan antum dapatkan.
waw !!! nekat orang tamatan kairoo ini !!! mafff orang yang ngomongin duro banyak hads palsu,kal bag ane lo terlalu berlebihan,jangan diaanggp semua isinya palsu afwan,jikalo do’f juga bisah di jadikan sebagai landasan ibadah buat sebatas menambah kazanah ilmu dan dorongan ibadah.kita kan punya akal kalo toh palsu,doif selagi ada yang sohih ya pak lahhh yang sohih.tapi kalo ane lihat kayaknya lo ada kata2 melemahkan orang buat nimbung kitab duroo.emang lo ada kitab buatan!@ kuliah lagi loo.memang ane g’ kuliah tapi ane orang yang paling ga suka mendengar hinaan.pada kitab.guru ane aja ga pernah bilang seperti antum.tobat yaaa.sebaik-baik manusia menahan amarah janga lo bilang kitab ini kitab itu salahh.kalo injil wajar lo bilang gitu.wsl
waw !!! nekat orang tamatan kairoo ini !!! mafff orang yang ngomongin duro banyak hads palsu,kal bag ane lo terlalu berlebihan,jangan diaanggp semua isinya palsu
afwan,jikalo do’f juga bisah di jadikan sebagai landasan ibadah buat sebatas menambah kazanah ilmu dan dorongan ibadah.
kita kan punya akal kalo toh palsu,doif selagi ada yang sohih ya pak lahhh yang sohih.
tapi kalo ane lihat kayaknya lo ada kata2 melemahkan orang buat nimbung kitab duroo.emang lo ada kitab buatan!@ kuliah lagi loo.memang ane g’ kuliah tapi ane orang yang paling ga suka mendengar hinaan.pada kitab.guru ane aja ga pernah bilang seperti antum.tobat yaaa.sebaik-baik manusia menahan amarah janga lo bilang kitab ini kitab itu salahh.kalo injil wajar lo bilang gitu.wsl
asslamualaikum
maaf ana ikut memberikan komentar, dari kata” diatas (Kitab ini tidak bisa dijadikan sandaran).
ini bisa menjadi kontrofersi yang sangat rumit, jangan sampai karena ada permasalahan yang menentukan hadist itu dhaif/ngganya menjadikan permusuhan antara sesama muslim.
seorang ulama tidak akan semata-mata menciptakan suatu kitab tanpa ada dasar hukum yang jelas, karena apabila menyalahi aturan akan mendapat balasan bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
ana cuma berpesan., jangan sampai kita langsung mengecap segala sesuatu itu salah.
apabila ada perbedaan dapat diselesaikan secara baik-baik, dan dengan kata-kata yang sopan…!!
syukron…
wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
terima kasih atas komentarnya akhi…
Assalamu alaikum Wr.Wb . . .
Kami keluarga besar dari cilegon banten merasa terhina dngan adanya blog ini,,
semoga orang-orang yg menghina / memalsukan kitab karangan ulama mendapat balasanya . . .
‘belajarlah bercermin didalam air yg keruh’
Wassalam.
tidak sepatutnya seorang muslim mencela sebuah ilmu,
alangkah baiknya kalw kita menghormati dan tawadhu’ terhadp pendahulu2 kita.
andai saja kitab itu tdk ada manfaatnya sama sekali mungkin sdh ku singkirkan dr almari & ku buang jauh2.
bercerminlah wahai saudaraku
mungkin cerminan anda lebih buruk dr pada sampul kitab tersebut.
krn sepertinya anda blum penah memakan kitap kuning dan kurang belajar cara menghormati orang lain.
akhi…antum salah faham
saya takut antum terjebak dalam fitnah.
adakah tertulis kata-kata saya yang mencela atau menghina ulama? tolong tunjukkan akhi …walakinnal bayyinahh ‘alal mudda’iy…
saya tidak sedang mencela ilmu, begitu juga tidak menghormati bahkan menghina seorang ulama. saya tidak ingin ilmu diharamkan atas diri saya.
manfaat tentu tetap ada tapi hanya bagi yang bisa membedakan mana hadits yang maqbul dan yang mardud.
wallahu a’lam
Memang tidak ada kata-kata yang langsung menghina pengarang durrotun nasikhin tetapi dengan kamu menghina karanganya itu sama saja mengatakan hadits..maudhu, dho’if…..seharusnya antum kalau tahu seperti itu buat antum sendiri aja…jangan” orang-orang lain….
kasihan yang masih awam mau belaajar bingung………..
sebenarnya antum ngga usah bingung…baca saja kitab riyadhush shalihin karangan IMAM AN-NAWAWI, insya Allah lebih bagus dan bermanfaat daripada kitab tersebut. saya yakin antum tahu siapa imam an-nawawi.
belajar lagi aja sana………
kitab duror adalah kitab yg nikmat untuk dibaca.orang dulu gak ada yg saling melemahkan….biar orang sekarang banyak menulis kekurangan kitab tersebut..ane tetep cinta dengan kitab tsb.orang yg selalu mengaduk aduk mencari daging di kuali soto yg berkuah tak kan mendapatkan lezatnya rasa soto sesungguhnya meskipun dia tahu cara membuatnya
adapun hadits palsu tetap mempunyai manfaat yaitu untuk mengetahui segala sesuatu yang bukan dari Nabi, dan ulama menulis kitab yang berisi hadits maudhu bukan berarti bertujuan menyesatkan umat, pasti ada tujuan kebaikannya. yang tercela adalh mencela seluruh amalan yang telah di amalkan umat islam sejak dahulu bahkan sangat rajin mengeluarkan berbagai dalil dan pendapat ulama yang sesuai dengan pemahaman kelompoknya dan menolak seluruh argumen ulama yang tidak sepaham dengan kelompoknya, kalu begitu kenapa tidak di laknat aja sekalian para ulama dan orang-orang yang tidak sepaham dengannya.
gimana kita bisa tahu itu hadits lemah sedangkan lebih dulu adanya kitab itu daripada kita. sorry
dengan belajar
assalamualaikum wr.wb
pa saya minta tolong untuk mempermudah saya dalam mendownload terjemahan kitab tersebut karen saya ingin belajar lebih giat
terima kasih
wassalam
ini saya ada link syarah hadits al arba’in, al arbain terdiri dari 42 hadits tentang akidah yang insya Allah ngga ada yang dhaif apalagi palsu. kitab ini ditulis oleh Imam An-Nawawi. Sementara yang menulis syarahnya adalah Imam Daqiq al ‘Id. silahkan baca/donlot di sini semoga bermanfaat.
ini saya ada link syarah hadits al arba’in, al arbain terdiri dari 42 hadits tentang akidah yang insya Allah ngga ada yang dhaif apalagi palsu. kitab ini ditulis oleh Imam An-Nawawi. Sementara yang menulis syarahnya adalah Imam Daqiq al ‘Id. silahkan baca/donlot di sini semoga bermanfaat.
undur ma qola wala tandur man qola…
b**** kalian!
Alhamdulillah, semoga blog ini bisa memberikan manfaat kepada semua pembaca, dan Allah selalu menunjukan kepada kita jalan yang lurus, kepada para komentar yang merasa tersinggung, berkomentarlah dengan hati dan pikiran yang jernih, jangan dengan nafsu, sebelum bicara periksa dl, buka dulu kitabnya, memang disana ada beberapa hadits yg dhoif dan palsu, tp benar tidak semuanya hanya beberapa, tp kl kita tau ya sebaiknya tidak diamalkan, sy juga dari serang banten, silahkan ikut pengajian setiap hari ahad di stia, anda bisa bertanya langsung dengan seorang ustad yang sy rasa ilmunya sangat bagus. syukran.
terima kasih Saudaraku…
semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan taufiqnya kepada kita semua
Alhamdulillah telah terbit situs ini..
Saya ucapkan banyak terimakasih buat yang menerbitkan, ini sangat bermanfa’at bagi kami.. Salam ukhuah.
Alhamdulillah…
semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq-Nya kepada kita semua.
Assalamu’alaikum wrwb.
Maaf sepertinya komentar berkutat pada tuduhan hadits palsu, doift, lemah dan maudhu.
Buat yang sepaham dengan sdr Midazortega simpanlah pemahaman kalian untuk anda dan kelompok anda sendiri, dan buat yang kontra dengan sdr midazortega tahanlah , bersabar dan tetap yakin dengan pemahaman kalian juga.
Sebab banyak orang yang rajin mengatakan hadist lemah dan palsu, tapi hadist yang shohehpun tidak semua (hanya sedikit ) mereka amalkan dan kerjanya hanya sibuk mencela amalan orang lain yang tidak sepaham dengan kelompoknya.
Saya harap midazortega untuk terus belajar mencapai keluasan ilmu sehingga tidak jumud dan lebih tawadu ,sekali lagi maaf bila salah koment.
Wassalam wrwb.
aduh aq jd bingung nih, bukankah kitab duroh banyak dikaji disetiap ponpes……?! kenapa para pak yai yang mengkaji kitab itu tdak sekalian menjelaskan tntang tidak diperbolehkan ato boleh, mngkaji kitab duroh?! aq suka kitab duroh selaen lucu juga menyenangkan masalah dha’if atau tidak yang penting tdak mngajak ke jLan yng mungkar kan……hohohooo! semoga yang jelek menjadi baek karna tujuanya juga baek, Amin,’!!!
ngaji pada kyai di ponpes yg jelas orangnya lebih baik dari pada ngaji dengan buku yg ada di toko.[maaf bukan berarti yg dijual di toko gak ada manfaatnya] dan satu lagi,sebaiknya yg punya blog ini,tulislah sesuatu yg tak menimbulkan perdebatan,dengan mempertimbangkan kita ini banyak faham,dan latar belakang ilmu dan pendidikan yg berlainan,bukankah itu lebih baik? seandainya tidak tahan untuk tidak membicarakan hal demikian,mungkin lebih baik bikin diskusi sesungguhnya sehingga beda friksi bisa diminimalkan.trimakasih.
Jawaban tentang Hadist Dhoif Kitab Durratun Nashihin
Hadits Dhoif adalah hadits yg lemah hukum sanad periwayatnya atau pada hukum matannya, mengenai beramal dg hadits dhaif merupakan hal yg diperbolehkan oleh para Ulama Muhadditsin,
Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun tak sepantasnya kita menafikan (meniadakan) hadits dhoif, karena hadits dhoif banyak pembagiannya,
Dan telah sepakat jumhur para ulama untuk menerapkan beberapa hukum dg berlandaskan dg hadits dhoif, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, menjadikan hukum bahwa bersentuhan kulit antara pria dan wanita dewasa tidak membatalkan wudhu, dengan berdalil pada hadits Aisyah ra bersama Rasul saw yg Rasul saw menyentuhnya dan lalu meneruskan shalat tanpa berwudhu, hadits ini dhoif, namun Imam Ahmad memakainya sebagai ketentuan hukum thaharah.
Hadits dhoif ini banyak pembagiannya, sebagian ulama mengklasifikasikannya menjadi 81 bagian, adapula yg menjadikannya 49 bagian dan adapula yg memecahnya dalam 42 bagian, namun para Imam telah menjelaskan kebolehan beramal dengan hadits dhoif bila untuk amal shalih, penyemangat, atau manaqib, inilah pendapat yg mu’tamad, namun tentunya bukanlah hadits dhoif yg telah digolongkan kepada hadits palsu.
Sebagian besar hadits dhoif adalah hadits yang lemah sanad perawinya atau pada matannya, tetapi bukan berarti secara keseluruhan adalah palsu, karena hadits palsu dinamai hadits munkar, atau mardud, Batil, maka tidak sepantasnya kita menggolongkan semua hadits dhaif adalah hadits palsu, dan menafikan (menghilangkan) hadits dhaif karena sebagian hadits dhaif masih diakui sebagai ucapan Rasul saw, dan tak satu muhaddits pun yg berani menafikan keseluruhannya, karena menuduh seluruh hadist dhoif sebagai hadits yg palsu berarti mendustakan ucapan Rasul saw dan hukumnya kufur.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yg sengaja berdusta dengan ucapanku maka hendaknya ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari hadits no.110),
Sabda beliau SAW pula : “sungguh dusta atasku tidak sama dengan dusta atas nama seseorang, barangsiapa yg sengaja berdusta atas namaku maka ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari hadits no.1229),
Cobalah anda bayangkan, mereka yg melarang beramal dengan seluruh hadits dhoif berarti mereka melarang sebagian ucapan / sunnah Rasul saw, dan mendustakan ucapan Rasul saw.
Wahai saudaraku ketahuilah, bahwa hukum hadits dan Ilmu hadits itu tak ada di zaman Rasulullah saw, ilmu hadits itu adalah Bid’ah hasanah, baru ada sejak Tabi’in, mereka membuat syarat perawi hadits, mereka membuat kategori periwayat yg hilang dan tak dikenal, namun mereka sangat berhati hati karena mereka mengerti hukum, bila mereka salah walau satu huruf saja, mereka bisa menjebak ummat hingga akhir zaman dalam kekufuran, maka tak sembarang orang menjadi muhaddits, lain dengan mereka ini yg dengan ringan saja melecehkan hadits Rasulullah saw.
Sebagaimana para pakar hadits bukanlah sebagaimana yg terjadi dimasa kini yg mengaku ngaku sebagai pakar hadits, seorang ahli hadits mestilah telah mencapai derajat Alhafidh, alhafidh dalam para ahli hadits adalah yg telah hafal 100 ribu hadits berikut hukum sanad dan matannya, sedangkan 1 hadits yg bila panjangnya hanya sebaris saja itu bisa menjadi dua halaman bila ditulis berikut hukum sanad dan hukum matannya, lalu bagaimana dg yg hafal 100 ribu hadits?.
Diatas tingkatan Al Hafidh ini masih adalagi yg disebut Alhujjah, yaitu yg hafal 300 ribu hadits dengan hukum matan dan hukum sanadnya, diatasnya adalagi yg disebut : Hakim, yaitu yg pakar hadits yg sudah melewati derajat Ahafidh dan Alhujjah, dan mereka memahami banyak lagi hadits hadits yg teriwayatkan.
(Hasyiah Luqathuddurar Bisyarh Nukhbatulfikar oleh Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Atsqalaniy).
Diatasnya lagi adalah derajat Imam, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1 juta hadits dengan sanad dan matannya, dan Ia adalah murid dari Imam Syafii rahimahullah, dan dizaman itu terdapat ratusan Imam imam pakar hadits.
Perlu diketahui bahwa Imam Syafii ini lahir jauh sebelum Imam Bukhari, Imam Syafii lahir pada th 150 Hijriyah dan wafat pd th 204 Hijriyah, sedangkan Imam Bukhari lahir pada th 194 Hijriyah dan wafat pada 256 Hijriyah, maka sebagaimana sebagian kelompok banyak yg meremehkan Imam syafii, dan menjatuhkan fatwa fatwa Imam syafii dg berdalilkan shahih Bukhari, maka hal ini salah besar, karena Imam Syafii sudah menjadi Imam sebelum usianya mencapai 40 tahun, maka ia telah menjadi Imam besar sebelum Imam Bukhari lahir ke dunia.
Lalu bagaimana dengan saudara saudara kita masa kini yg mengeluarkan fatwa dan pendapat kepada hadits hadits yg diriwayatkan oleh para Imam ini?, mereka menusuk fatwa Imam Syafii, menyalahkan hadits riwayat Imam Imam lainnya,
seorang periwayat mengatakan hadits ini dhoif, maka muncul mereka ini memberi fatwa bahwa hadits itu munkar, darimanakah ilmu mereka?, apa yg mereka fahami dari ilmu hadits?, hanya menukil nukil dari beberapa buku saja lalu mereka sudah berani berfatwa, apalagi bila mereka yg hanya menukil dari buku buku terjemah, memang boleh boleh saja dijadikan tambahan pengetahuan, namun buku terjemah ini sangat dhoif bila untuk dijadikan dalil.
Saudara saudaraku yg kumuliakan, kita tak bisa berfatwa dengan buku buku, karena buku tak bisa dijadikan rujukan untuk mengalahkan fatwa para Imam terdahulu, bukanlah berarti kita tak boleh membaca buku, namun maksud saya bahwa buku yg ada zaman sekarang ini adalah pedoman paling lemah dibandingkan dengan fatwa fatwa Imam Imam terdahulu, terlebih lagi apabila yg dijadikan rujukan untuk merubuhkan fatwa para imam adalah buku terjemahan.
Sungguh buku buku terjemahan itu telah terperangkap dengan pemahaman si penerjemah, maka bila kita bicara misalnya terjemahan Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal ini hafal 1 juta hadits, lalu berapa luas pemahaman si penerjemah yg ingin menerjemahkan keluasan ilmu Imam Ahmad dalam terjemahannya?
Bagaimana tidak?, sungguh sudah sangat banyak hadits hadits yg sirna masa kini, bila kita melihat satu contoh kecil saja, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal hafal 1 juta hadits, lalu kemana hadits hadits itu?, Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnad haditsnya hanya tertuliskan hingga hadits no.27.688, maka kira kira 970 ribu hadits yg dihafalnya itu tak sempat ditulis…!
Lalu bagaimana dengan ratusan Imam dan Huffadh lainnya?, lalu logika kita, berapa juta hadits yg sirna dan tak sempat tertuliskan?, mengapa?
Tentunya dimasa itu tak semudah sekarang, kitab mereka itu ditulis tangan, bayangkan saja seorang Imam besar yg menghadapi ribuan murid2nya, menghadapi ratusan pertanyaan setiap harinya, banyak beribadah dimalam hari, harus pula menyempatkan waktu menulis hadits dengan pena bulu ayam dengan tinta cair ditengah redupnya cahaya lilin atau lentera, atau hadits hadits itu ditulis oleh murid2nya dg mungkin 10 hadits yg ia dengar hanya hafal 1 atau 2 hadits saja karena setiap hadits menjadi sangat panjang bila dg riwayat sanad, hukum sanad, dan mustanadnya.
Bayangkan betapa sulitnya perluasan ilmu saat itu, mereka tak ada surat kabar, tak ada telepon, tak ada internet, bahkan barangkali pos jasa surat pun belum ada, tak ada pula percetakan buku, fotocopy atau buku yg diperjualbelikan.
Penyebaran ilmu dimasa itu adalah dengan ucapan dari guru kepada muridnya (talaqqiy), dan saat itu buku hanyalah 1% saja atau kurang dibanding ilmu yg ada pd mereka.
Lalu murid mereka mungkin tak mampu menghafal hadits seperti gurunya, namun paling tidak ia melihat tingkah laku gurunya, dan mereka itu adalah kaum shalihin, suci dari kejahatan syariah, karena di masa itu seorang yg menyeleweng dari syariah akan segera diketahui karena banyaknya ulama.
Oleh sebab itu sanad guru jauh lebih kuat daripada pedoman buku, karena guru itu berjumpa dengan gurunya, melihat gurunya, menyaksikan ibadahnya, sebagaimana ibadah yg tertulis di buku, mereka tak hanya membaca, tapi melihat langsung dari gurunya, maka selayaknya kita tidak berguru kepada sembarang guru, kita mesti selektif dalam mencari guru, karena bila gurumu salah maka ibadahmu salah pula.
Maka hendaknya kita memilih guru yg mempunyai sanad silsilah guru, yaitu ia mempunyai riwayat guru guru yg bersambung hingga Rasul saw.
Hingga kini kita ahlussunnah waljamaah lebih berpegang kepada silsilah guru daripada buku buku, walaupun kita masih merujuk pada buku dan kitab, namun kita tak berpedoman penuh pada buku semata, kita berpedoman kepada guru guru yg bersambung sanadnya kepada Nabi saw, ataupun kita berpegang pada buku yg penulisnya mempunyai sanad guru hingga nabi saw.
Maka bila misalnya kita menemukan ucapan Imam Syafii, dan Imam Syafii tak sebutkan dalilnya, apakah kita mendustakannya?, cukuplah sosok Imam Syafii yg demikian mulia dan tinggi pemahaman ilmu syariahnya, lalu ucapan fatwa fatwanya itu diteliti dan dilewati oleh ratusan murid2nya dan ratusan Imam sesudah beliau, maka itu sebagai dalil atas jawabannya bahwa ia mustahil mengada ada dan membuat buat hukum semaunya.
Maka muncullah dimasa kini pendapat pendapat dari beberapa saudara kita yg membaca satu dua buku, lalu berfatwa bahwa ucapan Imam Syafii Dhoif, ucapan Imam hakim dhoif, hadits ini munkar, hadits itu palsu, hadits ini batil, hadits itu mardud, atau berfatwa dengan semaunya dan fatwa fatwa mereka itu tak ada para Imam dan Muhaddits yg menelusurinya sebagaimana Imam imam terdahulu yg bila fatwanya salah maka sudah diluruskan oleh imam imam berikutnya, sebagaimana berkata Imam Syafii : “Orang yg belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yg mengumpulkan kayu baker digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yg terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433), berkata pula Imam Atsauri : “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”, berkata pula Imam Ibnul Mubarak : “Pelajar ilmu yg tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433)
Semakin dangkal ilmu seseorang, maka tentunya ia semakin mudah berfatwa dan menghukumi, semakin ahli dan tingginya ilmu seseorang, maka semakin ia berhati hati dalam berfatwa dan tidak ceroboh dalam menghukumi.
Maka fahamlah kita, bahwa mereka mereka yg segera menafikan / menghapus hadits dhoif maka mereka itulah yg dangkal pemahaman haditsnya, mereka tak tahu mana hadits dhoif yg palsu dan mana hadits dhoif yg masih tsiqah untuk diamalkan, contohnya hadits dhoif yg periwayatnya maqthu’ (terputus), maka dihukumi dhoif, tapi makna haditsnya misalnya keutamaan suatu amal, maka para Muhaddits akan melihat para perawinya, bila para perawinya orang orang yg shahih, tsiqah, apalagi ulama hadits, maka hadits itu diterima walau tetap dhoif, namun boleh diamalkan karena perawinya orang orang terpercaya, Cuma satu saja yg hilang, dan yg lainnya diakui kejujurannya, maka mustahil mereka dusta atas hadits Rasul saw, namun tetap dihukumi dhoif, dan masih banyak lagi contoh contoh lainnya,
Masya Allah dari gelapnya kebodohan.. sebagaimana ucapan para ulama salaf : “dalam kebodohan itu adalah kematian sebelum kematian, dan tubuh mereka telah terkubur (oleh dosa dan kebodohan) sebelum dikuburkan”.
walillahittaufiq
ah…ternyata antum hanya copas tulisannya habib munzir…
baca saja bantahannya di:
http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/199-habib-munzir-berbicara-tentang-ilmu-hadits-seri-1
http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/204-habib-munzir-berbicara-tentang-ilmu-hadits-seri-2
dan bantahan2 lain ustad Firanda atas pendapat habib antum….
asslm. wr. wb. ana setuju dengan abu zahra.
alaikum salam warahmatullah
mbok kitab Durratun Nashihin di donlod di blog ini saya pinginbaca dan ngerti .biarbagamanapun itu ilmu. bahkan aku pengin tahu ilmu cara merampok yang sukses itu, bukan untuk merampok tapi agar ahu bisa menemukan penangkalan perampokan itu ///heeee… moga manfaat kitab itu…
assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
sorry before. ana sgt tertarik dengan diskusi ini. ana dah baca semua kmentarnya. sbg referensi , nmbah2 ilmu. ana yakin kt smwa thu bhwa ga ada org stpun yg sma baik dr segi biologis maupun fisik. subhanallah. bitujuga dr nalar, pemikiran, rujukan , kita kerap berbeda, maka lahirlah sebuah makna kata “toleransi”, yg mengfardhukan bagi kita u/ sling menerima. apa salahnya kita membaca kitab durratun nashihin. ga ada ruginya, di dlm kitab durra” psti ada ssuatu yang kt tlah dpatkan mski itu hnya sdkit, jka tlah membcanya. jka ada yg bnar yah kta ambil, klo ada yang krang kta trima , kta tnggalkan aja. jgan dslahkan . wah bku ini. ktab ini jlek, isinya gak msuk akal. hargailah buku/kitab, dngan itu kta tlah mnghargai ilmu. kita tlah mnghrgai penulis. “` ilmu itu trsimpan dmana2, kta bsa blajar dimana dan kpan sja. terhadap sesuatu pasti memiliki kebaikan dan mengandung nilai yang negatif, begitu jga kitab durra”, layknya ying yang taoisme. dimana ada kebaikan ada pula kekurangan. hti2 aja. tdk bleh sling menyalhkan. but mngingtkan. iqra“ bacalah .apa sja hrus kta baca, baca dngan hti, jwa. jgn baca dgn amarah, emosi, egoisme, … mdah2an gnersi ngeri ini bkan gnerasi pendemo, yg sllu mnylahkan, bkn gnerasi pemabuk, yg merusk apa sja, bkan gnerasi koruptor, yg memiskiknkan dn melaratkan, bkan gnerasi pendebat, yg sllu mndbatkan mslah sepele… perseteruan/perselisihan/pertengkaran/perdebatan di antara kita itu lebih ampuh bila di bandingkan dgn kkuatan / prsnjataan msuh kita.
mhon maaf bila ada kata yg krang brkenan. no body is perfect, but to be perfect body is there. syukron,
muhammad akbar amnur
santri.ponpes modern al junaidyah biru kab. bone SUL_SEL
alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
terima kasih
saya ngaji kitab durratun nashihin isinya bagus
saya tidak yakin yang buat blog ini pernah ngaji dan mengambil manfaat darinya
sudah berapa ribu santri yang mengaji kitab ini dan mengambil manfaat darinya
mengenai kritik
kitab Riyadlus shalihin karangan Imam Nawawi pun pernah dikritik oleh ulama salafy
ulama2 sekaliber Imam Al-Ghazali pun dikritik habis-habisan
di Indonesia
Aa Gym dikritik oleh salafy dengan buku “raport merah Aa Gym”
Ustadz Arifin Ilham dikritik salafy dengan buku “Koreksi dzikir Arifin Ilham”
namun saya yakin haqqul yakin
kelak di hadapan Allah lah akan terbukti siapa yang benar
terima kasih atas komentarnya
alhamdulillah, ambil hadits2 yang maqbul2 aja, buang yang dhaif dan yang maudhu’
kritik mengkritik memang sudah biasa, karena ulama juga manusia
mengenai riyadushshalihin, saya justru lebih menganjurkan antum membaca kitab ini dari pada durrutun nasihin.
tapi, sebelum ngaji kitab2 hadits seharusnya antum ngaji dulu ushul hadits.
semoga bermanfaat
sepertinya saya yakin mas belum ngaji kitab durratun nashihin
bagaimana kalau saya tanya
salah dibagian manakah kitab tersebut?
di halaman berapa?
adakah kitab tersebut menyesatkan orang islam?
saya pribadi merasakan dituntun oleh kitab tersebut
dari dulu hingga kini kitab tersebut dipelajari di pondok pesantren syafiiyyah di seluruh pelosok indonesia
dan saya yakin semuanya merasakan hal yang sama
Imam Ibnu Taimiyyah juga manusia, Syekh Bin Baz pun manusia
mereka berdua bukan Nabi bisa saja mereka salah
bagaimana pertanyaan saya
di halaman berapa kitab tersebut salah?
maaf mas mahrizal, baru bales…
saya memang belum pernah ngaji duratun nasihin, dan memang belum ada keinginan untuk ngaji kitab tersebut.
tapi pernah ada seorang ustad, membaca hadits tentang fadhilah shalat tarawih. setelah saya cek, hadits tersebut tercantum pada halaman 16 pada kitab aslinya (saya cuma pdf nya) bunyinya:
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه أنه قال سئل النبي صلى الله عليه وسلم عن فضائل التراويح في شهر رمضان فقال يخرج المؤمن من ذنبه في أول ليلة كيوم ولدته أمه ، وفي الليلة الثانية يغفر له ولأبويه إن كانا مؤمنين…….
Dan seterusnya.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu bahwasanya dia berkata: Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah ditanya mengenai fadhilah-fadhilah shalat tarawih pada bulan Ramadhan, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab: seorang mu’min keluar dari dosanya pada malam pertama seperti pada hari dia dilahirkan oleh ibunya, dan pada malam kedua diampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya jika keduanya beriman..dst
ada fatwa-fatwa ulama mengenai hadits tersebut:
Menurut fatwa Lajnah Daimah Saudi Arabia, hadits tersebut termasuk hadits palsu. Lihat http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=1348&PageNo=1&BookID=3
Nampak padanya tanda-tanda hadits palsu. Uslubnya lemah, tidak mungkin bersumber dari cahaya nubuwwah (Syaikh Abdurrahman bin Abdullah As-Suhaim) lihat http://www.almeshkat.net/vb/showthread.php?t=60093
Coba perhatikan:
Malam keempat: dia mendapatkan pahala seperti pahala membaca taurat, injil, zabur, dan al Quran.
Malam kelima: Alah Subhanahu wa Ta’ala memberinya pahala seperti pahala orang yang shalat di masjidil haram, masjid nabawi di madinah dan masjidil aqsha.
Malam ketujuh: seolah-olah bertemu Nabi Musa alaihissalam dan membantunya melawan Fir’aun dan Haman.
antum baca deh seterusnya…
Wallahu a’lam
semoga bermanfaat…
Assalamualaikum wbt..
Pada hemat saya, kita bisa saja berkomentar mengenai kitab Duratun Nasihin ini. saya telah membaca kitab ini dan ternyata didalamnya terdapat hadis-hadis yang dhoif atau berunsur israliat dan ianya telah dinyatakan di nota kaki setiap helaian kitab ini agar kita memahami mana hadis yang sahih untuk dijadikan pedoman..
Janganlah kita saling berbicara yang tidak baik antara kita mengenai mana yang hak dan mana yang bathil sehingga ada yang menjadi bingung memikirkannya dan seeloknya dibuat rujukan pada kitab-kitab yang lain apabila kita tidak pasti mengenai sesuatu perkara.. Itu yang lebih Afdal. Wallahualam..
terima kasih
sebelum anda memberikan konentar serta kritik terhadap kitab Duratun nasihin.Anda harus tahu jalan menuju kepada ALLAH..patut anda ketahui yaitu ada 4 jalan..
1.Syariat
2.Tarekat
3.Hakikat
4.Ma’rifat
Pengetahuan anda disini masih di jalan syariat (Dasar)..anda sombong..
Duratun nasihin berisi pengeahuan akan Hakikat…Cobalah anda cari ilmu Hakikat dan Ma’rifat ..Baru ngomong..Blzz
afwan…anda OOT
lagian pembagian yang anda sampaikan itu ngga ada dasarnya.
mempelajari hadits dlo’if tidak malasah…..Bin Baz tentu juga mempelajarinya kan? dari mana dia tahu bahwa hadits-hadits dalam kitab Dzurratun Nasihin itu dlo’if kalau tidak membaca dan mempelajarinya. ini yang pertama.
kedua, kebanyakan hadits-hadits dalam kitab dzurratun nasihin itu kan berisi tentang fadho’ilul a’mal, cobalah dicari pendapat ulama mengenai penggunaan hadits-hadits dlo’if untuk diamalkan boleh atau tidak…..misalkan saja pendapatnya imam ibnu hajar dalam kitab kifayatul ahyar…..baca di situ bagaimana pendapatnya.
ketiga, polemik tentang hadits-hadits dalam kitab dzurratun nasihin sebenarnya sudah lama sekali diperbincangkan dan diskusikan oleh para santri di pondok pesantren yang mempelajari kitab ini.
assalamualaikum……
ana orang awam masalah hadits tapi sependapat dengan antum, dulu ana juga seperti kebanyakan orang ketika ikut pengajian kitab duro ana selalu renungkan apakah benar suatu amalan kecil berpahala besar melebihi dari yang wajib…? ana coba dengan hati dan pikiran direset pada posisi netral artinya tidak langsung menerima dan mengamalkan hadist2 yang ada dikitab duro tapi ana tanyakan lagi kepada ustd yang mengerti ilmu hadits serta rowinya alhamdulillah banyak membantu memberitahu derajat hadits yg boleh dipakai untuk beramal.
ana sarankan kita boleh membaca kitab duro tapi jangan sepenuhnya menyakini kesahihan hadits yang ada dikitab duro sebelum mendapatkan keterangan dari kitab yang sudah diakui kesahihannya.
cobalah berusaha untuk menjadi mutabi/i’tiba kepada sunnah rasul yg sahih jangan taqlid kepada guru/ustad , jangan selalu berpikir itu wahabi
bagi ana derajat hadits itu yang perlu diketahui ,apalagi sampai menutup hati dan pikiran dari kebenaran ,maaf seperti pesantren dibanten kebanyakan santrinya diarahkan untuk menggunakan kitab duro sebagai salahsatu kitab rujukan tanpa diberikan kesempatan untuk mengkaji ulang derajat hadits tersebut wal hasil timbul fanatik yg berlebihan……….wassalam
klo menurut saya, selagi isinya msh mngandung kebaikan dan tidak melenceng dr syariat, knp tidak boleh mngikutinya untuk khidupan setiap hari, tp klo untk mslah aqidah lbh jangn.
maaf sebelumnya, saya ini berpaham bolehnya beramal dengan hadist dhoif dan pendukung adanya bid’ah hasanah. kalo pemilik blog ini pasti bukan..
tapi kalau masalah kitab durratun nashihin saja setuju dengan artikelnya..
saya akan berikan 1 contoh hadist dhoif/palsu dalam durratun nashihin, yaitu berbunyi : “barangsipa merasa gembira dengan datangnya bulan ramadhan, maka Allah haramkan jasadnya atas api nereka.”
coba anda renungkan ada seorang kafir, dia gembira bulan ramadhan datang karena dagangannya laku.. masa ga kena neraka dia??
ingat kitab hadist yg paling baik adalah yg diriwayatkan bukhari, muslim, abu daud, tirmidzi, ibnu majah, nasa’i, ahmad. dan inilah kesepakatan para ulama.. dan kitab hadist selain mereka, derajatnya lebih banyak yg rendah..
dan salah satu ulama kita yg mengatakan kitab durratun nashihin boleh dibaca, akan tetapi tidak bisa dijadikan landasan hukum, adalah habib munzir al-musawa murid habib umar bin hafidz, pimpinan majelis rasulullah.
mas…mas
sangat dangkal sekali anda memahami hadist tersebut …, mungkin si penulis di blog ini juga sama seperti anda memahami dan menafsirkan hadist dengan sangat dangkal.
Coba pahami lebih dalam arti gembira / senang dengan datangnya Ramadhon dengan jiwa dan Nurani anda jangan hanya dengan akal yang menghitung untung Rugi.. MasyaAllah….
untuk yg membagi tahap menuju Allah ada empat :
1. syariat
2. tareqat
3. hakikat
4. ma’rifat
inget hakikat itu tidak bisa di ajarkan, hanya orang yg memahami syariat dan diberikan kelebihan Allah saja yg dapat mendalaminya..
dan kitab durratun nashihin itu masuk kedalam urusan syariat..
orang yg mempelajari kitab ini, tapi tidak belajar yg lain bisa tersesat dengan mudah..
contoh : ada orang sudah pernah belajar kitab duro tapi pemahamannya, kemudian dia berbuat dosa.. dan karena dia pernah membaca didalamnya, “barangsiapa bershalawat sebanyak 100x pada hari jum’at, maka diampuni dosanya sebanyak benih di lautan” dan “barangsiapa gembira dengan datangnya bulan ramadhan, maka diharamkan jasadnya atas api neraka.” nah dia yg buat dosa jadi tenang” aja dah, kaga mau taubat, shalat, puasa, berbakti sama orangtua.. kan kata dia, tinggall shalawat dan gembira aja gw dah..
Wah…. maaf ya sebelumnya, saya bukan mencoba untuk menghakimi tetapi jika dengan contoh dan pemaparan seperti yang akhi sampaikan, saya bisa menilai sedangkal apa pemahaman akhi..!!!
yang di tulis oleh para guru kita itu jauh lebih bermanfaat di bandingkan kita beranggapan benar tentang pendapat kita dan menyalahkan tulisan dan tuangan pikiran para ulama dalam kitab durrotun nasihin
assalamu alaikum. ane kurang setuju kalau kitab itu dibilang memuat hadits palsu…tapi kalau haditsnya lemah ane agak setuju gan soalnya dari para ulama terdahulu banyak yang baca kitab itu…maaf ya.
Assalamualaikum..
maaf sbelumnya, saya sadar masih awam tapi untuk komentar bapak tentang Duraunnasihin saya kurang setuju….
alaikum salam warahmatullah
gpp…
saya juga masih awam, masih harus banyak belajar, dan saya merasa harus berhati-hati ketika menerima sesuatu dalam masalah agama.
mbok kitab Durratun Nashihin nya di donlod di blog ini. biar bagaimanapun itu ilmu … seperti aku ingin tahu ilmu cara ngrampok sukses bukan untuk ngrampok tapi untuk mensiasati bagamana terhindar dari prampokan itu…demikian kitab Durratun Nashihin itu kalau itu ajaran yang baik kalau kita malpu kerjakan kerjakan klo g mampu g sah kerjakan kita abaikan palsu dan tidaknya…kecuali wajibnya.abaikan midazoktega…wong dia blum baca kitab itu….
kitab durratun nasihin (asli dalam bahasa arab) tersedia dalam bentuk pdf di internet, saya sudah pernah download, tapi saya ngga punya keinginan untuk membagi link-nya. mbok ya cari sendiri …afwan
kitabnya…beli di toko kitab aja
terimakasih pencerahannya gus ipul,saya sangat sependapat dengan bapak.
setuju banget dg ABU ZAHRO,,!MIDAZORTEGA,,,!COBA di amati dan teliti coment abu zahro!trus di simpulkan betul2 !Semakin dangkal ilmu seseorang, maka tentunya ia semakin mudah berfatwa dan menghukumi, semakin ahli dan tingginya ilmu seseorang, maka semakin ia berhati hati dalam berfatwa dan tidak ceroboh dalam menghukumi…
afwan, ngga ada nama abu zahro, abu zahra kali yah?
kalau abu zahra itu komennya copas dari artikelnya habib munzir…dan saya sudah baca bantahannya dari ustad firanda.
itu fatwa kan bukan saya yang buat, coba baca lagi deh bagus-bagus…
edited
YG LUCU LAGI..!kitab durratun nasihin (asli dalam bahasa arab) tersedia dalam bentuk pdf di internet, saya sudah pernah download, tapi saya ngga punya keinginan untuk membagi link-nya. mbok ya cari sendiri …LUCU NGAK!
buat saudaraku MEZAORTEGA…!TOLONG di amati di teliti di resapi di kaji di otak atik menurut akal dan hati COMENT ABU ZAHRO 17ogs 2011…tapi jangan dengan nafsu yang memihak 1fahaman,!
coba antum teliti lagi sebelum koment.
alhamdulillah saya sudah merasa nyaman dengan fatwa Syaikh Bin Baz ini…
oooowww ternyata qm bodoh jg orang x yaaaa berpetokan sma internet http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=1348&PageNo=1&BookID=3
betuuuul itu, qm koq tw sih? 😀
sampean orang islam kan??????Asy’ariyah atau maturidiyah?kalau salah satu itu mazhabnya apa,,,,1(maliqiah)2(hanafiah)3(hambaliah)4(syafi’iah)????TOLONG DI JAWAB mana yg sampean pilih salah satu yh jgn smua….nanti malah oper dosis lagi!!!!! (ga ada obat nya itu)
Islam, ahlussunnah wal jamaah
trus,,,,dua pertanyaan saya blum di jawab,,,jawab dong!!!
Subhanallah ya komen-komen yang ada..:-)
sebenarnya kitab durrah ini memang bagus untuk menambah semangat, karena memang hadist-hadist yang ada di kitab ini berisi tentang targhib wa tarhib. Dan alhamdulillah,mungkin banyak dari orang-orang indonesia yang menjadi semangat dalam beribadah karenanya. Akan tetapi, yang perlu digaris bawahi adalah bukan tujuan dari adanya hadist tersebut yang ana lihat menjadi tidak bagusnya kitab ini,akan tetapi dasar pengambilan/pegangan bagi orang-orang yang pernah mengkajinya yaitu hadist-hadist yang tidak shohih bahkan palsu.
Alhamdulillah,ana sudah mengkaji baru tiga perempat dari kitab ini. Dan ana tidak mengkajinya dengan membacanya juga,akan tetapi dengan mentakhrij hadist dan atsar serta qisah-kisah yang ada di kitab ini (itu juga karena ada tugas dari kampus,hehe),dan alhamdulillah,ana menemukan sekitar ada 10%an hadist yang dapat kita amalkan,sedangkan sisanya hampir semuanya lemah atau palsu. oleh karena itu, kepada teman-teman yang telah mengkajinya cobalah terbuka dengan sabda Nabi yang bersabda,
صحيح البخاري (الطبعة الهندية) – (1 / 583)
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Semoga Allah memberikan kita semua hidayahNya.Amin.
jazakallah atas komentarnya…
assalamualaikum….saya kok ya baru tahu sih ada polemik seperti ini…..saya memang ndak mengerti masalah2 agama….bagi orang awam seperti saya, mengaji belajar ya apa salahnya…saya kira kitab itu bagus..banyak rowi nya….namun saya hanya belajar dari 6-11saja….kalau riyadussholihin itu malah lebih bagus…kalau riyadussholihin yang tanpa makna, saya masih dapet separoh…untuk durrotun nashihin, padahal saya berniat mau nge update rowi-rowi ataupun hadis yang saya ketahuii dari durrotun nashikhin di blog saya…kesimpulannya boleh tidak saya publish hadis2 maupun rowi nya dan bagaimana akibatnya????
alaikum salam warahmatullah…
belajar, ikut pengajian memang wajib, tapi hendaknya lihat2 dulu kepada siapa kita mengaji dan kitab apa yang kita kaji. Boleh2 aja mengkaji duratun nasihin kalau sudah pernah belajar ilmu ushul hadits supaya bisa membedakan mana hadits yang maqbul dan yang mardud, atau belajar kepada yang sudah ahli dan mau menjelaskan mana hadits yang bisa diterima dan mana yang tertolak. setahu saya udah ada ustadz di Indonesia yang sudah melakukan penelitian atas hadits2 yang ada di duraton nasihin.
Kalau riyadhus shalihin saya dukung, lebih bagus lagi kalau baca syarahnya.
wallahu a’lam
“meng-update rowi2′ itu apa maksudnya?
maksudnya mau nampilkan rowi-rowi yang ada di kitab durrotun nashihin
oh, bagus itu…sekalian tampilkan penilaian para ulama atas perowi2 tersebut, supaya kita tahu kenapa hadits itu shahih, hasan, atau dhaif.
hey wahabi loe jgn mengacaukan pemikiran org awam dengan pemahaman yg loe ambil skrg ane nanya loe dHAIF gg?? truz bin baz sndiri dhaif gg?? nte gg percaya ulama apalgi ana harus percaya nte…..
Ana Nyimak Dulu…
mohon yang berkomentar jangan menggunakan kata2 yang memicu permusuhan..tenang.. ^_^
Assalamu’alaikum semuanya…????
Hakekat nya semua manusia tidak ada yang benar kecuali Nabi dan Rosul…
Dan perlu kita ketahui, SIFAT siapakah yang dirinya selalu merasa paling benar?
dialah SIFAT SYAITAN…Ketika kita sudah mengikuti SIFAT SYAITAN berarti kita sudah menyembah SYAITAN,
” FIRMAN ALLAH ”
Bukankah AKU telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. ( Q.S YASIEN AYAT 60 )
alaikum salam warahmatullah
kok ngaco ya komentarnya ???
yang lagi dibahas kan status atau derajat hadits???
ilmu musthalah hadits kan ilmu dasar yang seharusnya dipelajari oleh orang yang ingin disebut penuntut ilmu. kalau anda ingin disebut penuntut ilmu, coba deh mulai belajar. kalau ngga mau belajar, bagusan ngga usah ngasih komen.
Kitab Durratun Nashihin bukanlah Al-Qur an, jadi sangat dimungkinkan apabila isinya terdapat kesalahan karena itu tulisan manusia. Hendaknya kita beramal dengan ilmu dan janganlah taqlid buta. Allahu a’lam bish-showwab
Kalau agama banyak bicara
Adu argumen keras kepala
Malah jadi perang agama
Perang mulut perang saudara
–
Kalah dan menang epro dan kontra
Jadi dendam soal agama
Nongsen ituh dalam agama
Kalah bersaing jadi kecewa
–
Agama ituh berlapang dada
Berani ngaku saat kecewa
Kalau salah minta hampura
Ta ada menang amal agama
–
Ada pemenang di amal taqwa
Saat nafsu tunduk kepala
Kalah tida merasa kecewa
Tapi rumasa butuh kepala
–
Sekarang inih hampir ta ada
Orang jatoh tida kecewa
Selain julang karuwan gila
ora kenal kata kecewa
–
Kecewa malah buwat tertawa
Rasa merasa rumasa dosa
Wajar sajah walau kecewa
Yaqin Alloh memang murka
–
Tahun baru ituh artinyah
Pemanasan ketahun depannyah
Demi lebih subur berkah
Sandang pangan ekonominyah
–
Ituh pasti Alloh janjinyah
Bila benar penyambutannyah
Minta ampun tahun yang sudah
Minta bimbingan tahun depannyah
–
Begitulah arti nyambutnyah
Bukan girang tanpa artinyah
Tetapi girang atas nikmatnyah
Masih ketemu tahun barunyah
–
Lalu bersyukur dengan sedekah
Beri hadiah sekemampuannyah
Walau hanya ke binatangnyah
Atuh komo kemanusia mah
–
Paling tida juga berdoah
Untuk aman mahluk semuwah
Demi nyaman amal ibadah
Majaziah pun hakikiahnyah
–
Buwanglah sipat rasa ibadah
Hanya solat puasa sajah
Tapi ibadah banyak jalurnyah
Bukan solat puasa sajah
–
Demi hidup ta silih mitnah
Pahamilah arti ibadah
Majaziah wajib hukumnyah
Sama wajibnyah di hakikiah
–
Bila banggain salah satunyah
Mentang2 pada ahirnyah
Si mentang2 silih mempitnah
Menjadi resah mahluk semuwah
–
Proses hidup sepuluh tahunnyah
Tiep sepuluh tahun umurnyah
Proses hidup jadi berubah
Berubah dengan ilmu imannyah
–
Jika ta paham inih mas alah
Terus2an silih mempitnah
Yang cilaka anak cucunyah
Dendam dengki hasud dan pitnah
–
Bila tuwanyah menyadarinyah
Pasti takut dengan mempitnah
Menghawatiri anak cucunyah
Doyan mempitnah rusak akidah
–
Adapun hukum benar dan salah
Ada hitob taklib wadinyah
Jika dewasa mateng mahamnyah
Agama ituh pantang mempitnah
–
Walau langka peminatnyah
Nazom sair terus sajah
Berkiprah watak tobeatnyah
Karakter bidang nyebar amanah
–
Mao membantah silakan sajah
Lebih bagus cepet mampusnyah
Paling tida mati hatinyah
Jadi memedi raga jasadnyah
–
Memedi nyiksa kesesamanyah
Silih menyiksa kehidupannyah
Bergontok-gontok cara hidupnyah
Jadi resep ngeliyatinnyah
–
Mereka bela golongannyah
Cara curang pembelaannyah
Silih serbu ke sesamanyah
Tahun duwa belas jadi serunyah
–
Lihat sajah apah jadinyah
Pembakaran di manah manah
Silih serobot kesesamanyah
Bagai tiada pemerintah
–
Ulama perang ulamanyah
Umaro perang umaronyah
Siang malem rusuh resah
Mungkin sampai hari kiamah
Abad terahir kelima belas
Langka orang beramal ihlas
Ahli ibadah tiada waras
Sambil ibadah sambil menindas
–
Belaga waro mungkarnyah keras
Demo tauran nyerbu berantas
Merasa suci beramal ihlas
Padahal ituh paling ta waras
–
Puasa malah mendidik keras
Napsu emosi ambisi atas
Pangkat jabatan paling atas
Ngedok agama islam teratas
–
Sesama islam silih berantas
Inilah abad kelima belas
Saking orang tiada waras
Beramal jahat katanyah ihlas
–
Orang beriman beramal ihlas
Memang jadi islam teratas
Akan tetapi bersyarat jelas
Bukan sepadu bertindak keras
–
Ihlas memang terlihat keras
Tetapi keras secara waras
Tida merusak tanpa batas
Mengikut Alloh caranyah ihlas
Mahluk goib mahluk johir
Manusia wajib berpikir
Agar tida tergelincir
Pada dunia karakter kapir
–
Ada agama ahli berpikir
Ada agama ahli berzikir
Ada agama menuntun kapir
Mumin muminat wajib mahir
–
Cerdik cermat itulah mahir
Sidik tableg bahan berpikir
Amanat patonah bahan berzikir
Dewasa ilmu mengenal kapir
–
Bukan tuduhan nuduh kapir
Tapi amanat mereka pungkir
Walau rajin solat zikir
Bila hianat menjadi kapir
–
Sidik ituh benar mikir
Tableg tentang hari ahir
Patonah pandai dalam berpikir
Sarat dan rukun pengesah zikir
–
Istinjapun namanyah zikir
Mandi hadas sambil mikir
Wudu sambil zikir mikir
Alloh abstrak ezat muttahir
–
Arti muttahir abis mikir
Alloh montong di pikir-pikir
Tetapi inget saat berzikir
Istinja juga di sebut zikir
–
Inget Alloh artinyah zikir
Sekujur tubuh wajib di pikir
Bukan lagih di pikir-pikir
Tetapi Alloh serba terpikir
–
Tida sedikit orang berzikir
Kepada Alloh tida mikir
Sehingga tartil mereka pungkir
Solat juga seperti ngacir
–
Sarat rukun tida dipikir
Malah usaha yang terpikir
Ekonomi serba kepikir
Alloh kuasa tida terpikir
–
Alloh kuasa ngeja pakir
Ngeja kaya dari pakir
Kuasa Alloh abstrak esir
Kepada Alloh wajib naksir
–
Dalam Alqur’an bahasa kapir
Hadis rosul telah mentapsir
Tida perlu di pikir-pikir
Tetapi perlu dewasa mikir
–
Idiologi mikir-mikir
Beridiolohi dalam mentapsir
Logika jadi nuntun kapir
Imajinasi salah mengukir
–
Amal ibadah ibarat ngukir
Tujuwannyah supaya di taksir
Yang menyuruh kita mengukir
Minta yang terbaik ngukir
–
Dalil:
Yang pertama wajib kita pelajari
Ilmu mengenal kepada ilahi robi
Sebelumnyah kita toat berbakti
Lebih dulu wajib kenal pada ilahi
–
Dalil:
Tiep2 amal yang di perbuatnyah
Bila tida di sertai dengan ilmunyah
Maka amalnyah ituh tida diterimanyah
Di tolak di kembalikan kepadanyah
–
Bagi yang bisa memahami inih
Rendah hati rumasa bersalah
Kepada Alloh ia mohon hidayah
Untuk senantiasa belajar esah
–
Walaupun sudah esah tetap rumasa
Masih banyak kekurangannya
Ketimbang mencukupinya
Supaya Alloh meridhoinya
–
Dengan begitu jadilah islam ituh
Pendirian orang-orang menyelamatkan
Hidupnyah dari sirik serakah
Yang membawa pada mentang2 mayoritas
–
Ketahuwilah dan sadarilah
Sipat mentang-mentang ituh yang
Menyebabkan silih tindas
Satu sama lainnyah
–
Itulah hal terburuk disisi Alloh taala.
Tipuwan dari dusta agama
Pergi haji tibang berharta
Bangun masjid bangun musola
Ujub riya ngorbanin banda
–
Menilai bener hanya menduga
Mencari dari banyak masa
Yang banyakan mereka puja
Yang dikitan mereka hina
–
Jumlah total begituh rupa
Bener semuwah ahli naroka
Bener menghayal masuk sorga
Pakta buktinyah Cuma kesiksa
–
Bener yang betul tanpa masa
Bener dewekan Alloh Taala
Masa mencari Alloh Taala
Pabila bener di gosip gila
–
Hidup tidak mencari harta
Malah dirinyah di cari harta
Seluruh alam yang Alloh cipta
Pada dirinyah jatuh cinta
–
Si bener tida mencari cinta
Karena cinta sering kecewa
Kecewa akibat cemburu buta
Terpancing cinta bisa kesiksa
–
Si bener hanya hobi bercanda
Bercanda pada siapah suka
Pabila Alloh hobi bercanda
Alloh juga di ajak bercanda
Alloh Tuhan sang pencipta
Utusannyah ogah di duga
Alloh kuasa segala rupa
Wajib ain yaqin percaya
–
Tida make bukti pakta
Kepada Alloh yaqin percaya
Percaya dengan bukti pakta
Menjadi musrik batal taqwa
–
Sesudah batal iman taqwa
Amal taqwa tinggal belaga
Solat puasa dusta belaka
Dusta agama batalin taqwa
–
Basa basi yaqin percaya
Yang isinyah mencari masa
Gamis jubah adat budaya
Mekah madinah zolim agama
–
Selagi Rosul masih ada
Mekah medinah sudah dusta
Saking takut pada binasa
Kepada Rosul ngaku percaya
–
Ngaku islam bertemu muka
Di balik Rosul malah mencela
Alloh ta’ala balik berdusta
Akhirnya Rosul di buwat kaya
–
Setelah Rosul menjadi kaya
Malah dahsat perang agama
Sehingga Rosul menutup mata
Saking cape di adu domba
mmmmmm
kit percaya ulama apa percaya mbah google?
ulama
Assalamualaikum..
Alhamdulillah.. jadi tambah wawasan saya, ternyata dalam menyampaikan kebenaran itu tidak mudah.. tolong di lanjut saya cuma bisa memperhatikan, buat saya minimal tahu cara bertutur dengan santun … salam.
alaikum salam warahmatullah
terima kasih atas dukunganya
assalamualaikm, akhi midazortega…ana setuju dengan antum, ngaji sunnah bukan ngaji tradisi.
alaikum salam warahmatullah
terima kasih akhi…
Akhy, anda adalah kelompok orang yang suka memperkeruh air yang sudah dimanfaatkan banyak orang. Sungguh dangkal analisa anda. belajarlah pada ulama’ yang lebih faham tentang ilmu itu. Siapa itu Bin Baz dan sejauh mana kapasitas keilmuannya dengan ahli hadis yang hati-hati dalam menyebutkan kedudukan hadis. ‘afwan minal faqir
La imana limalla amanatalah………….
wahabi salafi adalah Tanduk2 syetan
sejak dari komen pertama sy membaca, alhamdulillah jadi tahu, mana yg gemar menuntut ilmu mana yg hanya bisa omong doang. sekedar omong doang sih masih mending, tapi pakai kata2 kasar lagi. Sudah tabiatnya jika seseorang itu ditakdirkan tdk menyukai menuntut ilmu, maka setiap ada kritikan atau ‘hal negatif’ yg ditujukan kpd yg dia sukai, maka amarahlah yg akan muncul tanpa mau membantahnya dengan ilmiah. Salah guru salah murid: Guru ingin selalu dipatuhi tanpa sanggahan, muridpun dengan kebodohannya sami’na wa atho’na thd kesalahan guru. Sungguh Imam Malik telah berkata: setiap orang dapat diambil atau ditolak perkataannya, kecuali Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam…Walaupun dia ustd kita, kyai kita, guru kita bahkan orang tua kita sekalipun kalau salah adalah kewajiban kita utk mengingatkan dan tidak mengikuti kesalahannya…
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa: 59)
saudaraku @midazortega, tinggalkan jidal meskipun antum berada diatas kebenaran , yang penting antum sudah sampaikan mana yang haq. Hidayah mutlaq urusan Allah saja. Tugas antum hanyalah menyampaikan saja dan antum sudah lepas dari tanggung jawab di akhirat kelak insyaallah.
alhamdulillah, jazakallah khairan
saya tutup aja komennya